Program Hilirisasi Mesin-Mesin Produksi Produk Unggulan Industri Kecil & Menengah (IKM)  

Hilirisasi Produk Industri

Kebutuhan akan transformasi digital sangat penting demi bertahan di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Namun untuk menghadapi fenomena tersebut, Industri Kecil & Menengah (IKM) di Kabupaten Bandung masih memiliki berbagai tantangan. Tantangan yang paling banyak dialami terkait dengan proses produksi produk yang masih konvensional, pemasaran produk secara manual, serta minimnya akan pemahaman literasi digital.  

Tantangan tersebut, membuat Faisal Budiman selaku ketua pengusul kreasi reka Telkom University yang bermitra dengan Dinas Perdagangan & Perindustrian Kabupaten Bandung, mengusulkan program “Hilirisasi Mesin-mesin Produksi Produk Unggulan Industri Kecil & Menengah (IKM) Dengan Teknologi Otomasi Secara Terintegrasi Memanfaatkan Digital Marketing”.  

Dr. Eng. Faisal Budiman, S.T., M.Sc. menjelaskan bahwa, IKM Kabupaten Bandung diberikan berbagai kegiatan workshop digitalisasi agar menambah wawasan serta dibekali alat-alat produksi otomatis pengolah produk berbasis IoT dalam menjalankan bisnisnya.  

“Kegiatan yang kita laksanakan sangat beragam seperti workshop terkait digital marketing, pendampingan perizinan produk, pendampingan Monev MIB, pendampingan IKM Monev Industri Hijau hingga pendampingan IKM untuk pelaporan Sistem Informasi Industri Nasional.” Jelas Budiman 

Inovasi yang diberikan kepada IKM Kabupaten Bandung berupa teknologi berbasis IoT, seperti pembuatan mesin pengolah ekstrak herbal, mesin pengolah cokelat, mesin perah susu sapi dan pasteurisasi, mesin pengiris dan pencetak kecimpring, mesin pengolah kentang serta mesin pengolah gula semut arem.   

Anneu Anggraini salah satu yang menerima bantuan program Kadaireka Telkom University dari IKM Ibunmanis menyampaikan bahwa dengan adanya inovasi ini sangat membantu terutama dalam proses produksi cokelat.  

“Untuk produksi cokelat apabila secara manual biasanya hanya dapat melelehkan cokelat sekitar 5 kilogram. Namun sejak adanya mesin pengolah cokelat, dapat meningkat menjadi sekitar 20 hingga 30 kilogram lelehan cokelat. Sehingga sangat membantu dan mengefisiensi waktu. ” Jelas Anggraini 

Dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat  meningkatkan produktivitas dan kualitas UMKM dalam menjalankan usahanya, sehingga dapat meningkatkan daya saing perekonomian daerah di ranah nasional hingga internasional. 

Penulis: Aprilia Sekar N | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *