Tel-U Gelar FGD Artificial Intelligence Ethics for Research and Education

FGD AI

Bandung – Telkom University (Tel-U) berkolaborasi dengan UNESCO, PANDI dan Korika Indonesia menggelar Forum Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan di  Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Telkom University pada 16-17 Juni 2023. Kegiatan FGD tersebut mengangkat tema “Artificial Intelligence Ethics for Research and Education.” 

Dalam FGD tersebut, Prof. Dr. Adiwijaya selaku Rektor Telkom University menyampaikan bahwa Tel-U memiliki potensi sebagai penghasil digital talent. Potensi ini tentunya menjadi sebuah peluang yang sangat challenging apalagi berkaitan perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI). Sehingga sangat diperlukan untuk mengetahui bagaimana cara kita menghadapi teknologi AI ke depannya.

“Sebagai penghasil digital talent, terdapat dua hal yang dapat ditonjolkan. Pertama, Tel-U perlu memperbanyak kolaborasi baik itu dengan UNESCO, Korika Indonesia, industri, pemerintah maupun pemangku kepentingan lainnya. Yang kedua, dengan memperbanyak aktivitas berbasis AI. Kedua hal tersebut tidak hanya memberikan knowledge untuk Sivitas Akademika Tel-U namun dapat berkembang menjadi skills, behavior dan lainnya yang berkaitan dengan implementasi AI dalam kehidupan.” Jelas Adiwijaya

Forum Group Discussion ini menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan untuk berdiskusi dalam mengetahui berbagai tantangan, peluang serta tanggung jawab etika dalam menghadapi pesatnya perkembangan kecerdasan buatan atau AI di Indonesia.

Hal tersebut didukung dengan pernyataan Undral Ganbaatar selaku UNESCO Programme Specialist for Social and Human Science. Ganbaatar menyampaikan bahwa penting sekali untuk berdiskusi terkait bagaimana etika yang perlu dilakukan dalam menghadapi pesatnya teknologi AI dengan berbagai pemangku kepentingan di setiap sektor. 

“Setiap pemangku kepentingan harus mengetahui bagaimana cara untuk dapat menghadapi perkembangan AI saat ini. Maka dari itu diperlukannya sebuah etika dalam penggunaan AI di masa nanti.“ Ujar Ganbaatar

Di Indonesia sendiri sudah terdapat Strategi Nasional (StraNas) Kecerdasan Buatan Indonesia yang telah diterbitkan oleh pemerintah. Hal yang mendasar pada StraNas Kecerdasan Buatan Indonesia yaitu Etika dan Kebijakan, Infrastruktur, Industri, Pengembangan talenta serta Riset Inovasi.   

Prof. Dr. Ir. Hammam Riza, M.Sc. IPU, Chief of KORIKA yang sekaligus menjadi perwakilan dari pemerintah menjelaskan bahwa akademisi, industri dan pemerintah tentunya memiliki kewajiban untuk terus berupaya beradaptasi pada perkembangan dan keberadaan kecerdasaan buatan ini.

Kehadiran teknologi AI dapat menjadi sebuah terobosan di bidang pendidikan untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Penggunaan teknologi secara bijak dan terkendali dapat mempercepat kemajuan pendidikan. Sehingga hal tersebut menjadi salah satu harapan untuk dapat mencapai visi Indonesia 2045.

“Terdapat empat fokus area yang terkandung dalam visi Indonesia 2045 seperti Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, Pemerataan Pembangunan, Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan.” Jelas Riza.

Dalam kegiatan FGD ini turut dihadiri oleh Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D, Plt. Director General of Higher Education, Research and Technology; Prof. Dr. Ir. Bambang Riyanto Trilaksono, Professor of Electrical Engineering and Informatics, Bandung Institute of Technology; Dr. Sri Safitri, ST, B.Eng (Hons), M. Eng, Head of Education Ecosystem PT Telkom Indonesia Tbk. Prof. Dr. Sinta Dewi, S.H., LL.M, Head of Department of Communication Information Technology and Intellectual Property, Faculty of Law, Padjadjaran University; Dr. Helni Mutiarsih Jumhur, Supervisory Committee PANDI, Lecturer of Telkom University.

Penulis: Aprilia Sekar Nuraini | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *