The New Museum Prabu Geusan Ulun Berbasis Museum Inklusi

The New Museum Prabu Geusan Ulun Berbasis Museum Inklusi

Bandung, 28 Februari 2023

Sumedang merupakan daerah yang menjadi puseur budaya sunda karena memiliki beraneka ragam seni dan tradisi. Salah satu tempat yang menyimpan banyak cerita budaya dan memiliki experience tersendiri bagi setiap pengunjung adalah museum. Hal ini tentu membuat museum menjadi objek wisata yang memiliki daya tarik di mata masyarakat. Beragam objek yang ada didalam museum juga dapat menjadi sumber pengetahuan, pendidikan dan perkembangan budaya.

Dalam mendukung hal tersebut, sejalan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs) kategori kesembilan yaitu Infrastruktur, Industri dan Inovasi serta kategori kesebelas Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, mahasiswa Telkom University melakukan pengelolaan museum dalam pengembangan the new museum Prabu Geusan Ulun berbasis museum inklusi yang diketuai oleh Jeng Oetari beserta tim.

“Tujuan dari digitalisasi ini karena minimnya informasi kebudayaan seperti arsip, informasi benda bersejarah dan belum optimalnya pelestarian situs cagar budaya serta ingin melibatkan masyarakat dalam pengembangan atraksi guna memotivasi masyarakat dalam mengunjungi museum.” Ujar Oetari.

Museum inklusi sendiri merupakan museum yang lebih dinamis dan terbuka dengan perkembangan waktu. Salah satunya dengan menerapkan teknologi digital dalam menyampaikan informasi yang dimiliki oleh museum. 

Oetari menjelaskan bahwa untuk mengoptimalisasikan situs cagar budaya ini dengan cara mengembangkan museum menggunakan teknologi interactive mobile. Teknologi tersebut juga dilengkapi dengan system model active-learning berbasis mobile app yang menggunakan teknologi AR (Augmented Reality) yang dikemas dalam Treasure Hunt yang terintegrasi dengan objek benda yang ada di museum.

“Teknologi AR digunakan untuk menampilkan informasi artefak, terdapat sepuluh artefak dalam kategori benda pusaka seperti pedang dan keris. Pengunjung dapat secara langsung melakukan scan pada barcode yang telah tersedia, kemudian akan secara otomatis tampil sebuah audio visual.” Lanjut Oetari.

Digitalisasi lain yang dilakukan oleh Oetari dan tim ialah pengembangan pada website museum, dengan menambahkan berbagai fitur yang memudahkan pengunjung seperti fitur reservasi tiket masuk, fitur katalog serta fitur donasi.

Harapannya dengan adanya digitalisasi dapat memudahkan pengelola dan masyarakat dalam mengakses informasi terkait museum Prabu Geusan Ulun. 

Penulis: Aprilia Sekar N| Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *