Mahasiswa Tel-U Ciptakan Inovasi Alat Deteksi Kandungan Makanan 

Alat Deteksi Kandungan Makanan Halal

Di era tren makanan yang berkembang pesat, makanan halal telah menjadi suatu prioritas bagi banyak individu di seluruh dunia. Makanan halal adalah makanan yang mematuhi pedoman agama, yang bebas dari kontaminasi boraks, alkohol, formalin, dan daging babi. Hal ini mendorong pentingnya kehati-hatian konsumen untuk memastikan makanan yang dikonsumsi telah aman dari kontaminasi zat-zat tersebut. Melihat hal tersebut, mahasiswa Telkom University berupaya memberikan jawaban dengan menciptakan alat yang revolusioner bernama HAFDEC (Halal Food Detector). HAFDEC bertujuan untuk mendeteksi kontaminan tersebut dengan menggunakan sensor 

HAFDEC merupakan inovasi yang dirancang oleh mahasiswa angkatan 2020 dari Fakultas Teknik Elektro (FTE), yaitu Alfia Zahra Yannisa sebagai Software Engineer dan Software Architect, Sang Ayu Putu Diah Utari sebagai Hardware Engineer dan Hardware Tester, dan Siti Nurazizah Trihapsari sebagai Administrator Manager dan Project Manager. 

Agar menjadi inovasi yang optimal, HAFDEC dikembangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC) Telkom University dan memperoleh sumber dana dari kemendikbud ristek. Pembuatan HAFDEC dilakukan untuk mempermudah bagi masyarakat dalam melakukan pengidentifikasian bahan makanan.  

“Kami menyadari bahwa menjamin makanan halal merupakan kebutuhan dasar banyak orang sehingga memastikan makanan sesuai dengan aturan halal adalah isu yang sangat penting. Untuk itu, kami berupaya mengembangkan suatu inovasi yang mampu mendeteksi alkohol –dengan kadar minimal 0,5 persen, boraks, formalin, dan daging babi,” 

HAFDEC dibentuk berbasis Arduino Uno dengan sensor yang mendeteksi kandungan makanan berdasarkan warna makanan, dan gas yang ada pada makanan. HAFDEC, atau Halal Food Detector, merupakan hasil dari kerja keras para mahasiswa Telkom University yang ingin menghadirkan solusi untuk isu keamanan dan kehalalan makanan. Alat ini dirancang dengan teknologi sensor terhadap uap, warna serta gas yang dapat mendeteksi kontaminan dalam makanan, termasuk boraks, alkohol dengan kadar 0,5%, formalin, dan daging babi. 

Penulis: Alfia Zahra | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *