Purwarupa Satelit Nano: Teknologi Pengawasan Trafik Lalu Lintas Udara Dan Sistem Komunikasi Early Warning System 

Satelit Nano

Telkom University (Tel-U) mengembangkan alat inovasi berupa purwarupa satelit nano untuk demonstrasi teknologi pengawasan trafik lalu lintas udara dan sistem komunikasi early warning system. Satelit orbit rendah diperlukan dalam beberapa aplikasi strategis seperti komunikasi kebencanaan, pengawasan lalu lintas udara dan laut, maupun untuk early warning system.  

Oleh sebab itu, Dr. Bambang Setia Nugroho yang merupakan Dosen Fakultas Teknik Elektro (FTE), bersama tim dosen Tel-U lain yang terlibat dalam inovasi ini ialah Dr. Heroe Wijanto, Dr. Nachwan Mufti Adriansyah, Dhoni Putra Setiawan, Ph.D., dan Edwar, S.T., M.T meluncurkan satelit orbit rendah buatan sendiri sebagai solusi untuk permasalahan ini. 

“Pengembangan Satelit Nano sendiri sudah mulai dikerjakan sejak tahun 2010 ketika Laboratorium Satelit Nano berdiri. Sedangkan untuk pengembangan purwarupa satelit nano, untuk demonstrasi teknologi pengawasan trafik lalu lintas udara dan sistem komunikasi early warning system dimulai pada tahun 2022. Kemudian pada tahun 2023 dilanjutkan dengan riset Pengembangan Flight Model 3U Cubesat untuk Demonstrasi Teknologi Komunikasi Early Warning System, ADS-B, dan AIS berbasis Satelit Kubus.” jelas Bambang. 

Kedua riset ini mendapat pendanaan dari Program Matching Fund Kedaireka dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun 2024, Satelit Nano yang sudah dirancang dan ditargetkan untuk dapat di launching ke orbit-nya di luar angkasa.  

“Saat ini, pengembangan Purwarupa Satelit Nano dilakukan pada Laboratorium Satelit Nano (Nano Satellite Laboratory) Telkom University yang bekerjasama dengan berbagai pihak seperti PT Telkomsat dan Pusat Riset Teknologi Satelit BRIN” ungkap Bambang. 

Harapannya riset ini dapat memberikan peluang pada riset-riset serupa di bidang Satelit Nano sehingga di masa mendatang dengan berkembangnya satelit-satelit dalam negeri yang diciptakan dan dioperasikan oleh oleh anak bangsa sendiri maka akan tercipta pula kemandirian dalam pengolahan data dan informasi di Indonesia. Dosen, mahasiswa, pihak-pihak lain yang terlibat yang juga diharapkan memiliki pengalaman untuk melakukan pemecahan masalah terutama pemecahan masalah dalam pengembangan teknologi satelit Nano bersama.  

Penulis: Tia Hanna Diniasti | Editor: Daris Maulana | Foto: Public Relations 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *